PERJALANAN MENUJU PULIH

 PERJALANAN MENUJU PULIH

Peresensi: Ayimatuzzuhroh


IDENTITAS BUKU

Judul novel: manusia dan badainya

Penulis: syahid muhammad

Penerbit : gradienmediatama

Tahun terbit : 2022

Jumlah halaman : 300 

PENDAHULUAN

Kisah Manusia dan Badainya berpusat pada seorang lelaki bernama Janu. Janu tumbuh besar dengan pola asuh yang kurang baik, di mana ia tak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya.

Sinopsis

Kisah Manusia dan Badainya berpusat pada seorang lelaki bernama Janu. Janu tumbuh besar dengan pola asuh yang kurang baik, di mana ia tak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya. Seluruh pilihan hidupnya ditentukan oleh sang ibu, Janu harus mengikuti keinginan ibunya. Saking sibuknya mendengarkan dan mengikuti keinginan sang ibu, Janu sampai lupa arah. Ia mempertanyakan, sebenarnya apa yang ia ingin lakukan untuk hidupnya?

Janu menyimpan banyak luka dari kehidupannya di rumah, karena ia tak menemukan ada keharmonisan di dalamnya, tak ada kedamaian, tak ada tanya jawab seperti “apa kabar?”, “sudah makan?”, dan pertanyaan-pertanyaan sederhana lainnya. Sangat memilukan baginya, karena tempat yang seharusnya untuk pulang, malah menjadi tempat yang membuatnya selalu ingin pergi.

Janu juga memiliki hubungan romansa yang dapat dikatakan toxic. Sebab, Janu selalu saja merasa memiliki keharusan untuk menolong pasangannya, padahal yang benar-benar membutuhkan pertolongan adalah dirinya sendiri. Ya, begitulah kecenderungan manusia, bisa membantu orang lain, tetapi tidak bisa membantu dirinya sendiri.

Namun, Janu mempunyai teman-teman yang positif, supportif, dan saling memahami latar belakang masing-masing. Memang benar apa kata orang, mempunyai sedikit teman saja yang bisa menjadi pendengar yang baik dan suportif, jauh lebih baik dibandingkan mempunyai banyak teman, tetapi saat kita terpuruk dan jatuh, tak ada satu orang pun yang memiliki keingingan untuk membantu kita.

KELEBIHAN

Sebagai karya ke-9 Syahid Muhammad, kualitas novel Manusia dan Badainya ini tak perlu diragukan lagi. Iid dikenal selalu menyajikan karya yang relevan dengan kehidupan para pembacanya, dan memberikan pengetahuan serta manfaat praktis yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, karya-karya Iid selalu mengisahkan tentang bagaimana hiruk pikuk kehidupan memengaruhi kesehatan mental seseorang, dan apa yang sebenarnya individu butuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.

Begitu juga dengan novel Manusia dan Badainya ini. Dalam novel ini, pembaca akan disajikan kisah yang membuka pengetahuan akan pentingnya kesehatan mental, apa itu depresi, jenis luka, hubungan keluarga, hubungan romansa yang toxic, lingkungan pertemanan yang baik, dan yang paling penting, yakni bagaimana caranya untuk merasa nyaman dengan dirimu sendiri.

Kemudian, novel ini juga tak hanya mengisahkan konflik yang dialami oleh Janu sebagai tokoh utama saja, tetapi juga mengulik permasalahan seluruh tokoh pada cerita. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang memiliki masalahnya atau badainya masing-masing. Iid uga menyajikan dinamika antartokoh yang dapat menjadi contoh yang baik bagi pembaca, yakni saling membantu di kala satu sama lain mengalami kesulitan.

Jika Grameds sedang berusaha untuk mengenal diri sendiri, novel Manusia dan Badainya ini sangat direkomendasikan untuk dibaca, karena novel ini merangkum berbagai pandangan yang mungkin relate dengan kehidupan kita. Novel ini dapat memberikan rasa hangat dan kesan sebagai teman yang dapat mengerti kondisi yang anda alami.

KEKURANGAN

Selain kelebihan, novel Manusia dan Badainya ini memiliki kekurangan. Kekurangan pada novel ini terletak pada bagian awal cerita yang dinilai cukup lambat alurnya, karena hanya mengisahkan tentang hubungan Janu dengan kekasihnya. Hal ini membuat sejumlah pembaca sempat merasa jenuh. Namun, semakin mendalami kisah Janu pada kehidupan lain selain percintaan, pembaca dapat merasakan keseruan dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Janu

KESIMPULAN

Melalui novel Manusia dan Badainya ini, kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya diri kita beserta orang-orang yang hidup di sekitar kita saling membentuk tanpa sadar. Membentuk bisa memiliki dua arti, yakni membawa kita kepada diri kita yang sebenarnya, atau justru semakin jauh dari diri sendiri. Membentuk yang baik adalah membiarkan orang lain menjadi dirinya sendiri, dan tidak mencoba untuk mengatur atau membentuk seseorang menjadi seperti yang kita inginkan.

Novel ini juga mengajarkan bagaimana pentingnya untuk tidak membenci diri sendiri ketika dunia seakan menentangmu, dan dirimu sendiri tidak dapat membantu kehidupanmu. Belajar untuk memahami bahwa badai itu normal untuk dialami, ikhlas menerimanya, sambil berusaha untuk melaluinya. Novel ini juga menekankan bagaimana peran orang lain sangat penting untuk membantu seseorang menghadapi badainya. Maka dari itu, kita hendaknya dapat menjadi teman yang baik, yang mengulurkan tangan kepada teman yang membutuhkan pertolongan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUMI DAN LUKANYA

RESENSI BUKU NOVEL ALMOND

AKU TAHU RAHASIA TERBESARMU