TAK HANYA MENYAYAT KALBU TAPI JUGA SARAT ILMU

 TAK HANYA MENYAYAT KALBU TAPI JUGA SARAT ILMU

Peresensi: Syifa Amalia Putri


Identitas buku

Judul: Dua Barista

Penulis: Najhaty Sharma

Penerbit: Telaga Aksara

Tebal buku: XVI + 494 halaman + 1 halaman (profil penulis) 

Tahun Terbit: 2020


Pendahuluan

Najhaty Sharma merupakan sosok dibalik suksesnya novel Dua Barista yang mengisahkan keromantisan sosok Ning dan Gus. Dimana Ning tersebut yang awalnya hidup bahagia bersama suaminya akhirnya merelakan diri untuk dimadu karena adanya sistem patriarki di pesantren. 


Sinopsis

Novel ini menceritakan tentang kehidupan rumah tangga seorang Gus Ahvash, penerus tongkat estafet perjuangan Kyai sholeh di pondok pesantren Tegalklopo bersama Ning Mazarina yang kebetulan putri dari Kyai Mansyur, pengasuh pondok pesantren Banyu Kuning tempat Gus Ahvash menimba ilmu. 

Adanya sistem patriarki di lingkungan pesantren yang memaksa Gus Ahvash untuk memperoleh keturunan sedarah, namun tidak ada lagi harapan bagi kedua sejoli itu antara Gus Ahvash dan Ning Mazarina untuk memperoleh keturunan, akhirnya berujung keputusan menikahi seseorang Khodimah Maysharoh yang dipilih sendiri oleh Ning Maza (meskipun awalnya karena Maysharoh membubuhkan namanya sendiri dalam daftar calon.) Awalnya Mey bersedia dengan niat mendapat ridho dan berkah dari Kyai, agar keluarga ndalem memiliki keturunan. Namun, siapa yang dapat menyalahkan ketika benih cintanya tumbuh subur kepada Gus Ahvash. 

Konflik pun dimulai setelah kehadiran Aliya, Putri yang lahir dari rahim Maysharoh. Ditengah kekalutan yang dialami Maza, akhirnya dia menghibur diri dengan mengikuti acara fashion di Jogja yang mempertemukannya dengan sosok Juan Harvey, seseorang teman di masa lalu yang – pelan tapi pasti – menggelitik perasaan Maza. 

Badai kembali mengoyak kapal cinta Gus Ahvash dan Ning Maza ketika ada fitnah "perselingkuhan" antara Ning Maza dan Juan yang menyeruak di masyarakat. 

Akankah Ning Maza menyerah dengan kehidupan poligaminya dan berlabuh dalam cinta Juan yang bersedia menerima dia apa adanya atau tetap bertahan dengan Gus Ahvash? Lantas bagaimana dengan Maysharoh? Menjadi yang kedua memang tak pernah muda sebab akan selalu ada bayangan Ning Maza. 


Kelebihan

Penulisan dalam Dua Barista ini "memanusiakan" tokohnya, Kyai, mempunyai, Gus, Ning, menunjukkan bahwa mereka adalah manusia yang tak luput dari khilaf dan kesalahan. Tidak hanya itu banyak ilmu yang terselip di sini, terkait fiqih wanita, mawaris, mendapat maqolah utama dan hadits, di novel ini, juga menunjukkan bahwa santri dan pesantren mengikuti perkembangan zaman, bukan kolot seperti yang dibayangkan. 


Kekurangan

Meskipun sudah ditulis dengan bahasa yang luwes namun, ada sedikit kesalahan kaidah PUEBI, ada juga kalimat berbahasa Jawa yang tidak diterjemahkan, candaan atau rayuan yang diambil dari kaidah ilmu Nahwu atau gramatikal Bahasa Arab kurang bisa dimengerti jika pembaca tidak memiliki background dan ilmu terkait hal tersebut. 


Penutup

Saya merekomendasikan Novel ini untuk pembaca yang sudah berusia remaja, karena pesan yang dapat diambil dalam novel ini bisa menjadi wawasan bagi mereka, yang bertujuan untuk meluruskan paradigma yang salah kaprah yang tengah berkembang di masyarakat mengenai poligami. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUMI DAN LUKANYA

RESENSI BUKU NOVEL ALMOND

AKU TAHU RAHASIA TERBESARMU